Sudah tujuh tahun berkecimpung di dunia kripto, mendengar tak terhitung kali "modal kecil retail pasti akan jadi korban" sebagai argumen. Tapi yang ingin saya ceritakan bukanlah kisah cepat kaya semalam, melainkan sebuah metodologi nyata yang saya jalankan dengan modal 140 dolar (140 USDT).

Pada awal tahun 2023, saat memulai dengan dana ini, saya tidak langsung penuh semua posisi. Sebaliknya, saya menetapkan tiga aturan mati: risiko per transaksi tidak lebih dari 20% dari total dana, kerugian maksimal harian hanya 5%, dan tidak pernah menyentuh koin dengan kapitalisasi pasar di bawah 5 juta dolar. Hanya aturan-aturan yang tampak membosankan ini yang membuat saya bisa bertahan di beberapa gelombang volatil ekstrem berikutnya.

**Apa sebenarnya keunggulan dari modal kecil?**

Saat semua orang sibuk mengejar koin 100x, mengikuti saran KOL, saya memilih jalan yang berbeda. Menghasilkan uang di dunia kripto bukanlah soal prediksi jitu, melainkan tentang mereka yang mampu mengelola risiko dengan baik.

Memang, keuntungan dari modal kecil tidak sebesar big player, tapi kita punya satu hal yang tidak dimiliki mereka—kemampuan untuk berbalik arah dengan cepat. Big player butuh berbulan-bulan untuk membangun posisi besar, sementara kita cukup dengan satu order kecil untuk masuk dan keluar dengan leluasa. Kuncinya adalah memaksimalkan fleksibilitas ini.

Ada fenomena menarik lain. Saat di Twitter kata "margin call" trending di trending topic, 99% kasusnya adalah retail yang panik menjual semua asetnya, tepat saat itu adalah sinyal saya untuk masuk secara bertahap. Saya membiasakan diri—setiap bulan melakukan "latihan berpikir terbalik", memaksa diri membuat tiga alasan mengapa koin yang mayoritas bullish akan jatuh. Latihan ini menyelamatkan saya di tahun 2025, saat saya berhasil keluar dari puncak saat euforia sedang tinggi, dan kemudian pasar turun 60% sebelum stabil kembali.

**Data nyata lebih berharga daripada semua cerita motivasi**

Ini bukan metode ajaib, melainkan menggunakan prinsip pengelolaan dana paling sederhana untuk melawan keserakahan manusia. Pengendalian risiko selalu menjadi prioritas utama, baru kemudian mencari peluang. Banyak orang justru sebaliknya, dan hasilnya sudah bisa ditebak.