#美联储回购协议计划 Dari 1800U ke 5.3 juta U, aku cuma belajar satu hal: hidup lebih penting daripada uang.

Jangan salah paham, bukan aku pinter—sebenarnya aku takut dipukuli pasar.

Tiga kali likuidasi, rekening bank kosong, akhirnya aku paham: di dunia kripto sebenarnya bukan soal nyalinya, tapi seberapa lama kita bisa bertahan.

Awal tahun 2020, saldo rekeningku tinggal 1800U. Utang kartu kredit belum lunas, mental sudah hancur.

Saat itu layar penuh dengan screenshot leverage 20x, 50x, aku nekat nggak ikut. Daripada berhati-hati, lebih tepat disebut takut.

Aku bagi 1800U menjadi 6 bagian, masing-masing 300U. Lakukan hal paling sederhana: beli saat harga rendah, jual saat tinggi, ambil keuntungan tiga sampai lima ratus lalu cabut, nggak mau bertarung mati-matian.

Hasilnya? Minggu pertama +420U, minggu kedua tembus 3000, minggu ketiga melambung ke 6200. Bukan karena pasar mendukungku, tapi aku nggak terikat nafsu.

Saat naik dari 6200U, aku jaga dua garis bawah:

Saat orang panik, aku bersembunyi seperti katak, makan sedikit demi sedikit saat sudah yakin. Saat orang mulai serakah, aku langsung pergi, nggak lihat lagi. Hanya trading yang aku pahami, omongan di grup soal pamer cuma angin lalu, memegang posisi besar bisa mati, chasing high malah cari mati.

Saat saldo naik ke 5.3 juta U, aku malah makin takut.

Hanya fokus pada BTC dan ETH, order take profit dan stop loss langsung pasang dan nggak diubah lagi, lebih baik sedikit untung daripada peluang likuidasi keempat kalinya.

Pelajaran dari tahun-tahun ini aku rangkum dalam beberapa kalimat, buat kalian referensi:

HODL adalah penyakit mematikan, diversifikasi portofolio adalah cara bertahan. Daripada bertaruh arah pasar, lebih baik bertaruh pada peluang menang yang stabil—lebih aman, malah lebih pasti untungnya. Ngebet ngejar cuma satu jalan: mati. Kalau mau jalan jauh, harus tahu irama yang tepat, dan orang yang tepat.

Aku masih di sini. Apakah bisa rebound secara stabil, tergantung seberapa berani kamu mengubah cara bermain.