Soft rock had it all in the 1970s—dominan di chart, relevansi budaya, dan penggemar setia. Lalu datanglah tahun '80-an, dan tiba-tiba, genre ini menjadi bahan ejekan setiap orang. Tapi yang menarik adalah: lagu cinta dan balada melodi tidak pernah benar-benar hilang. Mereka hanya menunggu saat yang tepat. Sekarang, Sometimes When We Touch akhirnya menceritakan kisah bagaimana gerakan musik ini dari raja di chart menjadi paria budaya, dan akhirnya merangkak kembali ke relevansi.
Tiga Episode, Satu Perjalanan Epik
Dokumenter tiga bagian di Paramount+ memecah trajektori soft rock dengan episode berjudul “Reign,” “Ruin,” dan “Resurrection”—masing-masing menangkap era yang berbeda. Seri ini menampilkan rekaman arsip langka dan percakapan jujur dengan nama-nama terbesar di genre ini: Air Supply (masters of the power ballad), Kenny Loggins, Ray Parker Jr., Rupert Holmes, dan Toni Tennille, di antara lainnya. Artis kontemporer seperti Sheryl Crow, Richard Marx, dan John Ondrasik juga memberikan pendapat, menawarkan perspektif tentang mengapa mereka menghormati kerajinan di balik lagu-lagu cinta ini.
Kisah Asal Usul yang Tidak Pernah Kamu Ketahui
Pernah bertanya-tanya tentang lagu judulnya? Dan Hill menulis “Sometimes When We Touch” pada tahun 1973 bersama Barry Mann saat Hill baru berusia 19 tahun. Plot twist: dia menulisnya untuk memenangkan kembali pacarnya, yakin balada ini akan meyakinkan dia untuk meninggalkan pria lain. Spoiler alert—itu tidak berhasil. Dia tetap pindah ke AS bersama pria lain. Namun lagu ini menjadi staples soft rock yang abadi, membuktikan bahwa terkadang seni terbaik berasal dari patah hati yang tidak berakhir seperti yang kamu harapkan.
Lebih dari Sekadar Nostalgia
Dokumenter ini lebih dari sekadar wawancara selebriti. Ia membedah kemitraan Captain & Tennille, menyoroti pengaruh Ray Parker Jr. yang sering diabaikan di luar tema Ghostbusters, dan mengeksplorasi bagaimana Kenny Loggins dan Michael McDonald membentuk ledakan penyanyi-penulis lagu. Kamu juga akan menemukan mengapa pelopor hip-hop Daryl DMC Daniels menganggap musisi jazz Bob James sebagai fondasi keberadaan rap—sebuah koneksi yang kebanyakan orang tidak pernah sadari.
Bagaimana Sebuah Genre Mendapat Napas Kedua
Apa yang membunuh soft rock? Dan yang lebih penting, apa yang membawanya kembali? Seri ini memberi kredit kepada trio tak terduga: 9/11 (yang menciptakan permintaan akan kenyamanan dan koneksi), pelukan Broadway terhadap balada romantis, dan hip-hop itu sendiri. Sebuah seri viral di YouTube mempopulerkan istilah “Yacht Rock,” yang memicu minat baru, tur artis, dan generasi penggemar baru yang menemukan lagu-lagu cinta abadi ini. Dokumenter ini menunjukkan bagaimana momen budaya menciptakan ruang bagi seni yang sebelumnya diabaikan untuk dipertimbangkan kembali dan dirayakan.
Kejutan yang Akan Membuatmu Terkejut
Satu pengungkapan yang menonjol: lagu soft rock dengan cover terbanyak. Bahkan penggemar musik yang setia pun tidak akan menyangka jawaban itu. Sometimes When We Touch unggul dalam momen-momen ini—mengungkap bagaimana kisah asal-usul mengubah hubungan kita dengan lagu-lagu tercinta dan menunjukkan mengapa artis seperti Air Supply, Christopher Cross, Hall & Oates, Lionel Richie, dan The Carpenters lebih penting dari yang kita mau akui.
Intinya: Apakah kamu tumbuh dengan lagu-lagu cinta ini atau baru menemukannya untuk pertama kali, rangkaian tiga episode ini di Paramount+ membuktikan bahwa soft rock bukanlah sekadar hiburan bersalah—itu adalah momen budaya yang layak dipahami. Ketahanan genre ini memberi tahu kita sesuatu yang lebih dalam tentang mengapa manusia membutuhkan melodi, kerentanan, dan harapan yang dibalut harmoni yang indah.
Stream di Paramount+
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa Soft Rock Layak Perhatian Anda: Sebuah Dokumenter yang Mendefinisikan Ulang Genre yang Salah Dipahami
Soft rock had it all in the 1970s—dominan di chart, relevansi budaya, dan penggemar setia. Lalu datanglah tahun '80-an, dan tiba-tiba, genre ini menjadi bahan ejekan setiap orang. Tapi yang menarik adalah: lagu cinta dan balada melodi tidak pernah benar-benar hilang. Mereka hanya menunggu saat yang tepat. Sekarang, Sometimes When We Touch akhirnya menceritakan kisah bagaimana gerakan musik ini dari raja di chart menjadi paria budaya, dan akhirnya merangkak kembali ke relevansi.
Tiga Episode, Satu Perjalanan Epik
Dokumenter tiga bagian di Paramount+ memecah trajektori soft rock dengan episode berjudul “Reign,” “Ruin,” dan “Resurrection”—masing-masing menangkap era yang berbeda. Seri ini menampilkan rekaman arsip langka dan percakapan jujur dengan nama-nama terbesar di genre ini: Air Supply (masters of the power ballad), Kenny Loggins, Ray Parker Jr., Rupert Holmes, dan Toni Tennille, di antara lainnya. Artis kontemporer seperti Sheryl Crow, Richard Marx, dan John Ondrasik juga memberikan pendapat, menawarkan perspektif tentang mengapa mereka menghormati kerajinan di balik lagu-lagu cinta ini.
Kisah Asal Usul yang Tidak Pernah Kamu Ketahui
Pernah bertanya-tanya tentang lagu judulnya? Dan Hill menulis “Sometimes When We Touch” pada tahun 1973 bersama Barry Mann saat Hill baru berusia 19 tahun. Plot twist: dia menulisnya untuk memenangkan kembali pacarnya, yakin balada ini akan meyakinkan dia untuk meninggalkan pria lain. Spoiler alert—itu tidak berhasil. Dia tetap pindah ke AS bersama pria lain. Namun lagu ini menjadi staples soft rock yang abadi, membuktikan bahwa terkadang seni terbaik berasal dari patah hati yang tidak berakhir seperti yang kamu harapkan.
Lebih dari Sekadar Nostalgia
Dokumenter ini lebih dari sekadar wawancara selebriti. Ia membedah kemitraan Captain & Tennille, menyoroti pengaruh Ray Parker Jr. yang sering diabaikan di luar tema Ghostbusters, dan mengeksplorasi bagaimana Kenny Loggins dan Michael McDonald membentuk ledakan penyanyi-penulis lagu. Kamu juga akan menemukan mengapa pelopor hip-hop Daryl DMC Daniels menganggap musisi jazz Bob James sebagai fondasi keberadaan rap—sebuah koneksi yang kebanyakan orang tidak pernah sadari.
Bagaimana Sebuah Genre Mendapat Napas Kedua
Apa yang membunuh soft rock? Dan yang lebih penting, apa yang membawanya kembali? Seri ini memberi kredit kepada trio tak terduga: 9/11 (yang menciptakan permintaan akan kenyamanan dan koneksi), pelukan Broadway terhadap balada romantis, dan hip-hop itu sendiri. Sebuah seri viral di YouTube mempopulerkan istilah “Yacht Rock,” yang memicu minat baru, tur artis, dan generasi penggemar baru yang menemukan lagu-lagu cinta abadi ini. Dokumenter ini menunjukkan bagaimana momen budaya menciptakan ruang bagi seni yang sebelumnya diabaikan untuk dipertimbangkan kembali dan dirayakan.
Kejutan yang Akan Membuatmu Terkejut
Satu pengungkapan yang menonjol: lagu soft rock dengan cover terbanyak. Bahkan penggemar musik yang setia pun tidak akan menyangka jawaban itu. Sometimes When We Touch unggul dalam momen-momen ini—mengungkap bagaimana kisah asal-usul mengubah hubungan kita dengan lagu-lagu tercinta dan menunjukkan mengapa artis seperti Air Supply, Christopher Cross, Hall & Oates, Lionel Richie, dan The Carpenters lebih penting dari yang kita mau akui.
Intinya: Apakah kamu tumbuh dengan lagu-lagu cinta ini atau baru menemukannya untuk pertama kali, rangkaian tiga episode ini di Paramount+ membuktikan bahwa soft rock bukanlah sekadar hiburan bersalah—itu adalah momen budaya yang layak dipahami. Ketahanan genre ini memberi tahu kita sesuatu yang lebih dalam tentang mengapa manusia membutuhkan melodi, kerentanan, dan harapan yang dibalut harmoni yang indah.
Stream di Paramount+