Belakangan saya mendengar sebuah kata-kata dari seorang profesional berpengalaman di bidang kripto, cukup menyentuh hati. Dalam sebuah wawancara, dia membahas dua kesalahan psikologis paling umum yang dilakukan oleh investor kripto.

Yang pertama adalah selalu menyalahkan manipulasi market maker atas kerugian yang dialami. Dia secara jujur mengatakan bahwa anggapan ini sudah terlalu basi—pasar kripto memang cenderung volatil, tetapi banyak orang begitu rugi, reaksi pertama mereka adalah merasa mereka menjadi target, mengabaikan faktor-faktor penentu seperti siklus ekonomi makro, aliran dana, dan tidak mau meninjau kembali logika trading mereka sendiri. Sikap korban seperti ini, jika terbentuk, akan membuat investor terjebak dalam emosi dan sama sekali tidak mampu membuat keputusan yang rasional.

Poin kedua lebih menarik. Ketika ditanya bagaimana cara melacak alamat dompet "yang tidak ingin ditemukan" miliknya, jawabannya adalah—"mengandalkan imajinasi." Kata-kata ini terdengar seperti bercanda, tetapi sebenarnya sangat dalam. Data di blockchain meskipun terbuka dan transparan, informasi yang benar-benar berharga tidak pernah terlihat di permukaan. Mereka yang menghasilkan uang biasanya bukan orang yang keras kepala memegang data, melainkan orang yang mampu keluar dari pola pikir yang ada dan menggunakan imajinasi untuk menemukan peluang baru.

Dua kalimat ini pada intinya mengingatkan semua orang: daripada terjebak dalam mindset "diserang," lebih baik mengasah kemampuan analisis yang tenang; daripada terjebak dalam data dan menjadi terlalu detail, lebih baik memperluas wawasan untuk memahami logika di balik pasar. Ini mungkin juga alasan utama mengapa ada yang bisa bangkit di pasar bearish, sementara yang lain masih merugi di pasar bullish.