Belakangan ini banyak yang memperhatikan langkah Bank of Japan, tetapi banyak yang terkejut oleh kata "kenaikan suku bunga". Begitu mendengar kenaikan suku bunga, secara otomatis teringat akan pengetatan, penarikan likuiditas, dan mulai membayangkan berbagai dampak pasar. Setelah mendengarkan pernyataan lengkap dari gubernur bank sentral, baru sadar bahwa kenaikan suku bunga ini sebenarnya bukanlah perubahan agresif, melainkan langkah kecil dari kondisi ekstrem longgar menuju jalur reguler.
Untuk memahami apa arti sebenarnya, perlu mengulas kembali kebijakan moneter Jepang selama tiga puluh tahun terakhir. Setelah gelembung aset meledak di tahun 90-an, Jepang terus berjuang melawan deflasi. Dari suku bunga nol hingga negatif, lalu ke pelonggaran kuantitatif dan kualitatif, berbagai metode diterapkan secara bergantian. Nada kebijakan bank sentral saat itu hanya satu kata: "Berjuang". Akibatnya, tingkat pelonggaran Jepang sudah tidak bisa lagi diukur dengan pola konvensional.
Sekarang, kenaikan suku bunga ini, sebenarnya, adalah langkah dari "kondisi ekstrem tidak konvensional" menuju jalur normal. Dalam pidatonya, gubernur berulang kali menyebut "langkah normalisasi", yang secara tersirat berarti jangan terlalu dipikirkan—tidak akan ada kenaikan besar secara beruntun, kebijakan akan berjalan secara bertahap. Mengapa baru sekarang langkah ini diambil? Karena inflasi Jepang selama 44 bulan berturut-turut berada di atas target 2%, dan pertumbuhan upah telah membentuk ekspektasi inflasi yang memperkuat diri sendiri, sehingga memberi alasan untuk keluar dari kebijakan ultra longgar.
Singkatnya, Bank of Japan tidak bermaksud berbalik secara mendadak, melainkan ingin secara bertahap dari "kekakuan yang sangat ketat" menjadi "kekakuan yang normal". Jika dilihat dari likuiditas Bitcoin dan aset digital lainnya, penyesuaian kebijakan yang moderat ini sebenarnya masih dapat dikendalikan—pasar sudah lama menyerap ekspektasi normalisasi bank sentral global. Yang penting, jangan terjebak pada informasi permukaan, harus mampu melihat ritme nyata di balik kebijakan tersebut.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DancingCandles
· 8jam yang lalu
Sial, akhirnya ada yang menjelaskan dengan jelas, aku benar-benar ketakutan setengah mati karena "kenaikan suku bunga" ini
Untungnya bukan pergeseran agresif, langkah Bank of Japan ini benar-benar berbeda dari yang kita bayangkan
Gelombang ini adalah dari ekstrem ke arah konvensional, terdengar lebih lembut, tekanan di dunia kripto tidak sebesar itu, kan?
Lihat AsliBalas0
TradingNightmare
· 8jam yang lalu
Ada gelombang lain dari "kepanikan kenaikan suku bunga", dan pasar belum bergerak. Set di Jepang ini adalah katak rebus dalam air hangat, jangan takut dengan judulnya.
Lihat AsliBalas0
ImpermanentPhilosopher
· 9jam yang lalu
Ini lagi-lagi reaksi pasar yang takut karena judul... sebenarnya, gelombang ini di Jepang hanyalah kembali dari neraka ke dunia manusia, tidak bisa disebut sebagai pergeseran agresif.
Belakangan ini banyak yang memperhatikan langkah Bank of Japan, tetapi banyak yang terkejut oleh kata "kenaikan suku bunga". Begitu mendengar kenaikan suku bunga, secara otomatis teringat akan pengetatan, penarikan likuiditas, dan mulai membayangkan berbagai dampak pasar. Setelah mendengarkan pernyataan lengkap dari gubernur bank sentral, baru sadar bahwa kenaikan suku bunga ini sebenarnya bukanlah perubahan agresif, melainkan langkah kecil dari kondisi ekstrem longgar menuju jalur reguler.
Untuk memahami apa arti sebenarnya, perlu mengulas kembali kebijakan moneter Jepang selama tiga puluh tahun terakhir. Setelah gelembung aset meledak di tahun 90-an, Jepang terus berjuang melawan deflasi. Dari suku bunga nol hingga negatif, lalu ke pelonggaran kuantitatif dan kualitatif, berbagai metode diterapkan secara bergantian. Nada kebijakan bank sentral saat itu hanya satu kata: "Berjuang". Akibatnya, tingkat pelonggaran Jepang sudah tidak bisa lagi diukur dengan pola konvensional.
Sekarang, kenaikan suku bunga ini, sebenarnya, adalah langkah dari "kondisi ekstrem tidak konvensional" menuju jalur normal. Dalam pidatonya, gubernur berulang kali menyebut "langkah normalisasi", yang secara tersirat berarti jangan terlalu dipikirkan—tidak akan ada kenaikan besar secara beruntun, kebijakan akan berjalan secara bertahap. Mengapa baru sekarang langkah ini diambil? Karena inflasi Jepang selama 44 bulan berturut-turut berada di atas target 2%, dan pertumbuhan upah telah membentuk ekspektasi inflasi yang memperkuat diri sendiri, sehingga memberi alasan untuk keluar dari kebijakan ultra longgar.
Singkatnya, Bank of Japan tidak bermaksud berbalik secara mendadak, melainkan ingin secara bertahap dari "kekakuan yang sangat ketat" menjadi "kekakuan yang normal". Jika dilihat dari likuiditas Bitcoin dan aset digital lainnya, penyesuaian kebijakan yang moderat ini sebenarnya masih dapat dikendalikan—pasar sudah lama menyerap ekspektasi normalisasi bank sentral global. Yang penting, jangan terjebak pada informasi permukaan, harus mampu melihat ritme nyata di balik kebijakan tersebut.