Pasar sudah menjadi gila. Bitcoin melonjak ke 180.000, 240.000 dolar AS? Kata-kata ini terdengar seperti ramalan "Bitcoin akan mencapai 150.000" di tahun 2023, semuanya seperti lelucon.

Tapi yang benar-benar menakutkan bukanlah fluktuasi jangka pendek di grafik harian, melainkan gambaran lengkap yang terlihat dari waktu yang lebih panjang.

Mengingat kembali beberapa momen kunci dalam dua tahun terakhir, kita akan mengerti: Setelah kenaikan suku bunga Jepang pada Maret 2024, Bitcoin pertama kali anjlok 23%, lalu melonjak 90%. Pada Juli, seluruh jaringan terjebak dalam kepanikan dan jatuh 30%, diikuti oleh rebound epik sebesar 120%. Pada Januari 2025, suasana pasar benar-benar runtuh ke -32%, lalu kembali naik 70%.

Sekarang bulan Desember 2025, indikator suasana hati sudah membeku ke -37%—ini bukan pertanda fluktuasi kecil, melainkan titik terendah dalam sejarah. Berdasarkan pola dari beberapa siklus sebelumnya, ekstremitas emosi ini selalu menjadi garis start dari gelombang utama kenaikan 150%-200%.

Yang lebih membuat merinding adalah total kapitalisasi pasar kripto kembali ke level empat tahun lalu, sementara aset tradisional seperti saham AS, AI, dan emas justru menggelembung sebesar 40 triliun dolar AS dalam waktu yang sama. Sebuah pasar bullish super selama lima tahun yang terpendam mungkin benar-benar akan terjadi. Jika tren ini tidak didukung oleh ledakan penuh dari altcoin, yang hilang bukan hanya dana investor ritel, tetapi juga ruang imajinasi masa depan seluruh industri.

Pertanyaan kunci sekarang: Apa yang dilihat oleh uang pintar?

Kebanyakan orang saat mendengar sinyal "akan meledak", reaksi pertama mereka adalah all in, menambah posisi, mencari koin seratus kali lipat berikutnya. Tapi orang yang telah melewati banyak siklus berpikir tentang hal lain—bagaimana bertahan di gelombang besar ini, dan yang lebih penting, bagaimana benar-benar membawa pulang keuntungan.