Pasar minyak mengakhiri pekan lalu dengan kerugian, mengabaikan seruan yang semakin keras dari Eropa untuk langkah hukuman terhadap impor energi Rusia. Menurut tim riset energi ING, aksi harga yang tenang mengungkapkan pergeseran penting dalam psikologi pasar—para investor semakin tidak peka terhadap risiko sanksi utama.
Mengapa Minat Investor terhadap WTI Tetap Terkendali
Efektivitas sanksi energi bergantung pada kekuatan penegakan, terutama dari Washington. Sejauh ini, AS secara selektif menerapkan tarif sekunder terhadap India karena membeli minyak mentah Rusia, sementara menghindari konfrontasi dengan konsumen besar seperti China. Sementara itu, Brussels berbicara keras tentang embargo bahan bakar Rusia, namun secara bersamaan tetap menjadi pembeli besar gas alam Rusia yang mengalir melalui pipa TurkStream dan terminal LNG. Kontradiksi ini tidak luput dari perhatian para trader.
Data Posisi Mengisahkan Cerita Bearish untuk WTI
Posisi spekulator terbaru menggambarkan gambaran yang sangat pesimis. Spekulator NYMEX WTI secara aktif mengurangi eksposur, menjual 5.461 lot selama periode pelaporan terakhir. Posisi long bersih mereka sekarang hanya sebesar 24.225 lot—terendah sejak Januari 2007. Penyerahan ini sangat kontras dengan ICE Brent, di mana spekulator menambah 23.848 lot, meningkatkan posisi long bersih menjadi 206.543 lot. Penyebaran WTI/Brent yang melebar menunjukkan bahwa para investor percaya pasokan global akan tetap cukup hingga 2026, menjaga tekanan struktural pada minyak mentah Amerika.
Serangan Infrastruktur Energi: Potensi Pengubah Permainan Pasar
Kampanye drone yang meningkat dari Ukraina terhadap kilang minyak Rusia di Krasnodar dan Syzran merupakan satu faktor tak terduga dalam pandangan ini. Serangan Agustus sudah memaksa Moskow membatasi ekspor bahan bakar domestik dan memicu lonjakan tajam harga gas lokal. Jika serangan ini semakin meningkat, hal itu dapat secara signifikan mengubah dinamika minyak mentah versus produk: penggunaan kilang minyak Rusia yang lebih rendah akan berujung pada pengiriman produk yang berkurang dan ekspor minyak mentah yang meningkat, berpotensi memperketat pasokan bahan bakar global sementara kelebihan minyak mentah semakin melebar.
Untuk saat ini, para spekulator tampaknya tidak yakin bahwa perkembangan ini akan secara berarti mendukung WTI. Penjualan yang terus-menerus menunjukkan bahwa pasar memperhitungkan pasokan yang cukup dan katalisator jangka pendek yang terbatas untuk reli yang berarti.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
WTI Menghadapi Tekanan Jual Berkelanjutan saat Pasar Mengabaikan Retorika Sanksi
Pasar minyak mengakhiri pekan lalu dengan kerugian, mengabaikan seruan yang semakin keras dari Eropa untuk langkah hukuman terhadap impor energi Rusia. Menurut tim riset energi ING, aksi harga yang tenang mengungkapkan pergeseran penting dalam psikologi pasar—para investor semakin tidak peka terhadap risiko sanksi utama.
Mengapa Minat Investor terhadap WTI Tetap Terkendali
Efektivitas sanksi energi bergantung pada kekuatan penegakan, terutama dari Washington. Sejauh ini, AS secara selektif menerapkan tarif sekunder terhadap India karena membeli minyak mentah Rusia, sementara menghindari konfrontasi dengan konsumen besar seperti China. Sementara itu, Brussels berbicara keras tentang embargo bahan bakar Rusia, namun secara bersamaan tetap menjadi pembeli besar gas alam Rusia yang mengalir melalui pipa TurkStream dan terminal LNG. Kontradiksi ini tidak luput dari perhatian para trader.
Data Posisi Mengisahkan Cerita Bearish untuk WTI
Posisi spekulator terbaru menggambarkan gambaran yang sangat pesimis. Spekulator NYMEX WTI secara aktif mengurangi eksposur, menjual 5.461 lot selama periode pelaporan terakhir. Posisi long bersih mereka sekarang hanya sebesar 24.225 lot—terendah sejak Januari 2007. Penyerahan ini sangat kontras dengan ICE Brent, di mana spekulator menambah 23.848 lot, meningkatkan posisi long bersih menjadi 206.543 lot. Penyebaran WTI/Brent yang melebar menunjukkan bahwa para investor percaya pasokan global akan tetap cukup hingga 2026, menjaga tekanan struktural pada minyak mentah Amerika.
Serangan Infrastruktur Energi: Potensi Pengubah Permainan Pasar
Kampanye drone yang meningkat dari Ukraina terhadap kilang minyak Rusia di Krasnodar dan Syzran merupakan satu faktor tak terduga dalam pandangan ini. Serangan Agustus sudah memaksa Moskow membatasi ekspor bahan bakar domestik dan memicu lonjakan tajam harga gas lokal. Jika serangan ini semakin meningkat, hal itu dapat secara signifikan mengubah dinamika minyak mentah versus produk: penggunaan kilang minyak Rusia yang lebih rendah akan berujung pada pengiriman produk yang berkurang dan ekspor minyak mentah yang meningkat, berpotensi memperketat pasokan bahan bakar global sementara kelebihan minyak mentah semakin melebar.
Untuk saat ini, para spekulator tampaknya tidak yakin bahwa perkembangan ini akan secara berarti mendukung WTI. Penjualan yang terus-menerus menunjukkan bahwa pasar memperhitungkan pasokan yang cukup dan katalisator jangka pendek yang terbatas untuk reli yang berarti.