Pertanyaan menyakitkan: Mengapa begitu banyak orang masuk ke pasar kontrak, dan akhirnya kehilangan semuanya? Apakah benar hanya karena serakah?

Saya mengenal seorang trader, 6 tahun lalu masuk dengan modal 2600U. Hingga Mei tahun ini, akun tersebut sudah mencapai 15 juta U. Rumah di Shanghai, vila di kampung halaman, waktu bebas—itulah hasilnya. Tapi dia mengatakan satu kalimat yang mengubah pemahaman saya tentang kekayaan mendadak:

"Apakah kamu pikir saya menjadi kaya mendadak karena kontrak? Salah. Saya bertahan hidup dari modal 'yang tidak disentuh kontrak', baru saya berhak bicara tentang kekayaan mendadak."

Baru-baru ini dia melakukan 6 transaksi dengan modal 50.000, dan hanya 2 di antaranya menyumbang 80% dari keuntungan. Leverage sepanjang proses tidak pernah melebihi 5 kali. Daftar transaksinya, yang pertama dan terakhir, adalah aturan yang sama: langsung tarik sebagian keuntungan saat sudah mendapatkan laba, tukar ke aset yang benar-benar stabil, dan kunci keuntungan tersebut.

Di balik itu tersembunyi kebenaran yang paling tidak ingin diakui oleh para pemain kontrak—mereka yang begadang memantau pasar, mengejar sensasi "menggandakan uang dalam sekali jalan", pada dasarnya kecanduan terhadap "ketidakpastian". Dan para ahli sejati? Mereka sudah menjadikan "mencari kepastian" sebagai refleks otomatis.

Ketika kamu masih bingung memilih leverage 10x atau 50x, uang pintar bertanya pada diri sendiri: "Apakah jalan keluar saya aman? Di mana batas bawahnya?"

Ketika fluktuasi pasar menjadi rutinitas, di mana lagi "titik jangkar nilai" kamu?

Pasar kontrak, sederhananya, adalah tempat mencari keuntungan dari volatilitas, tetapi akhirnya justru ditelan oleh volatilitas itu sendiri. Mencari area padat, melihat divergence, menetapkan stop loss—metode-metode ini tujuannya satu: dalam ketidakpastian ekstrem, menangkap peluang keuntungan yang pasti. Tapi masalahnya, ini seperti berusaha memegang sebatang jerami di tengah angin kencang. Jerami itu bisa menyelamatkanmu sekali, tapi tidak untuk kedua kalinya.