Mengenai kenaikan suku bunga Yen, banyak orang langsung memikirkan apresiasi Yen dan ketatnya likuiditas, dalam jangka pendek Bitcoin pasti akan mengalami tekanan. Penilaian ini sendiri tidak salah, tetapi jika dilihat dalam jangka waktu yang lebih panjang, akan ditemukan fenomena yang sangat menarik—aksi kenaikan suku bunga Yen sebenarnya secara tidak langsung memberikan dukungan terhadap logika nilai Bitcoin.

Mengapa demikian? Mari kita pikirkan dulu apa arti dari kenaikan suku bunga itu sendiri. Kenaikan suku bunga tidak pernah menjadi pilihan aktif bank sentral, biasanya dilakukan karena terpaksa. Bank sentral suatu negara hanya akan menaikkan suku bunga ketika inflasi sudah tidak terkendali dan melanjutkan pelonggaran moneter akan menyebabkan masalah.

Sebagai ekonomi yang sudah lama mempertahankan suku bunga sangat rendah, kali ini Jepang juga akan menaikkan suku bunga, apa artinya? Artinya masalah ekonomi dasar sudah terbuka di depan mata, tidak bisa lagi disembunyikan.

Lebih menyakitkan lagi, Jepang sebenarnya tidak mampu menanggung beban suku bunga tinggi. Utang pemerintah sudah melampaui 250% dari PDB, begitu suku bunga naik, bunga yang harus dibayar pemerintah setiap tahun akan menjadi angka yang sangat besar. Jadi, kenaikan suku bunga ini, sebut saja, sebagai langkah sementara untuk meredakan rasa sakit, tidak akan bertahan lama.

Akhirnya, hasilnya hampir pasti: entah akan kembali menurunkan suku bunga, atau mengandalkan inflasi untuk secara perlahan melunasi utang. Pola ini sudah berulang berkali-kali di dunia fiat.

Namun, di sisi Bitcoin, logikanya sama sekali berbeda. Bitcoin tidak bergantung pada bank sentral, kebijakan suku bunga sekadar mengacak-acak, tidak peduli, bahkan tidak perlu berhutang untuk bertahan hidup. Total pasokan sudah ditetapkan secara keras, tidak ada yang bisa mengubahnya.

Jadi, bagaimana pergerakan pasar sebenarnya cukup mudah dipahami: saat pengumuman kenaikan suku bunga pertama kali, Bitcoin mungkin akan berfluktuasi mengikuti suasana pasar; tetapi dalam jangka panjang, setiap siklus "bank sentral keras-keras menaikkan suku bunga—kebijakan akhirnya tidak efektif—dipaksa untuk melanjutkan pelonggaran" terus berulang, semuanya membuktikan kebutuhan akan keberadaan Bitcoin.

Bank sentral di sana terburu-buru menaikkan suku bunga untuk menyelamatkan uang fiat yang sedang berdarah; sedangkan Bitcoin, nilainya tidak pernah membutuhkan siapa pun untuk diselamatkan.