Apa itu rasa ritme dalam perdagangan kontrak?

Banyak orang rugi uang, bukan karena tidak punya teknik, tetapi karena kualitas mental yang kurang. Takut kehilangan peluang, takut merugi. Saat naik juga takut, saat turun juga takut. Bahkan jika arah tidak salah, ritme sendiri sudah kacau duluan. Saat harus menunggu, malah buru-buru masuk, saat harus keluar, malah enggan, hasilnya pasar sudah selesai bergerak, akun malah tidak mengikuti.

Perdagangan bukanlah tindakan yang terus-menerus, melainkan keluar masuk yang sedikit tapi tepat sasaran. Peluang yang benar-benar efektif biasanya muncul setelah struktur selesai dan risiko dilepaskan. Tidak bergerak saat belum mencapai posisi, menunggu tanpa sinyal, ini bukan konservatif, melainkan profesional.

Rasa ritme berasal dari tiga hal:

Pertama, tentukan level perdagangan dengan jelas. Kalau trading jangka pendek, lakukan jangka pendek; kalau swing, lakukan swing; jangan pakai pola pikir harian untuk menahan retracement level besar;

Kedua, buat rencana sebelumnya. Masuk, stop loss, keluar semuanya sudah ditentukan sebelum order, begitu pasar bergerak, jalankan sesuai rencana;

Ketiga, terima periode kosong. Saat tidak ada sinyal, memang seharusnya kosongkan posisi, ini bagian dari trading, bukan kegagalan.

Keterlambatan bukan kerugian, kekacauan yang sebenarnya. Orang yang mampu menjaga ritme, kurva akun akan lebih halus; orang yang mampu menahan diri untuk tidak sembarangan bergerak, layak mendapatkan peluang pasar berikutnya. Pasar selalu punya peluang, tapi hanya memberi penghargaan kepada orang yang punya ritme dan rencana. Tetap jaga ritme, keuntungan akan datang secara alami.